Steven Jaconias Davidsz

Senin, 28 Maret 2011

Kurva Indiference 2

Konsumen akan memperoleh kepuasan maksimum jika ia mengkonsumsi seluruh penghasilannya untuk membeli dan mengkonsumsi kombinasi barang/jasa di mana garis anggaran bersinggungan dengan kurva indifference.


¯ Perubahan Harga Barang

Apabila terjadi perubahan harga barang yang dibeli konsumen, maka perubahan harga ini akan tampak pada perputaran garis anggaran /BL.\, sehingga akan berakibat adanya persinggungan yang baru antar garis anggaran yang baru dengan kurva tak acuh lain. Lihat gambar !

Pergeseran titik keseimbangan konsumen ini disebut dengan efek harga (price effect), yang disebakan oleh adanya dua kekuatan, yaitu:

1. Efek pendapatan (income effect)

2. Efek substitusi (substitution effect)

Efek pendapatan

* dengan turunnya harga barang A, maka pendapatan riel konsumen meningkat. Oleh karena itu konsumen cenderung meningkatkan barang yang dikonsumsinya, apabila barang tersebut merupakan barang normal.

Pergeseran garis dari I/PB – I/PA menjadi I’/PB – I’PA1’

Dan garis anggaran baru ini menyinggung kurva tak acuh KT2 pada titik G. Jadi titik keseimbangan geser dari titik E ke titik G (yang disebut efek pendapatan

Efek substitusi

* adanya kecenderungan konsumen untuk mengkonsumsi barang yang harganya lebih murah guna menggantikan barang yang harganya relatif lebih mahal.

Titik keseimbangan bergeser dari titik G ke titik F (yang disebut efek pendapatan).

Apabila terjadi perubahan harga barang yang dibeli konsumen secara terus menerus, maka konsumen akan pindah dari titik keseimbangan yang satu ke titik keseimbangan yang lain, dan apabila titik keseimbangan yang itu dihubung-hubungkan, maka akan diperoleh kurva konsumsi harga / KKH (Price Consumption Curve = PPC)

Kurva Konsumsi Harga:

* kurva yang menghubungkan titik-titik keseimbangan konsumen apabila terjadi perubahan harga salah satu barang yang dikonsumsi dengan pendapatan konsumen dan harga barang lain tetap.


° Perubahan Pendapatan

Apabila tingkat pendapatan konsumen berubah, namun harga barang yang dikonsumsi tetap, maka garis anggaran akan mengalami pergeseran, yakni sejajar dengan garis anggaran semula.

Gambar 3.8 menunjukkan:

Dengan meningkatnya pendaptan konsumen garis anggaran pindah dari I0/PB0 - I0/PA0 ke I1/PB1 – I1/PA1. Apabila titik keseimbangan konsumen E dan F kita hubungkan, maka kita memperoleh apa yang kita sebut dengan kurva konsumsi pendapatan / kurva konsumsi penghasilan / KKP ( Income Consumption Curve = ICC).

Kurva Konsumsi Pendapatan:

* kurva yang menghubungkan titik-titik keseimbangan konsumen apabila terjadi perubahan pendapatan pada tingkat harga barang yang tidak berubah.

C. Pendekatan Atribut

Diperkenalkan oleh Kelvin Lancaster (1966)

Pendekatan ini menggunakan analisis kepuasan sama digabung dengan analisis kurva tak acuh.

Asumsi:

Perhatian konsumen bukan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan, melainkan lebih pada atribut barang yang bersangkutan.

Atribut: jasa yang dihasilkan dari penggunaan dan atau kepemilikan barang tersebut. Cth: Atribut sebuah mobil di antaranya meliputi jasa pengangkutan, prestise, privasi, keamanan, dsb.

Minggu, 27 Maret 2011

Kurva Indiference



TITIK

JUMLAH BAJU

JUMLAH CELANA

TINGKAT PENGGATIAN

A

B

C

D

E

12

10

8

13

4

2

3

5

8

9

8/2 = 4,0

6/2 = 3,0

3/1 = 3,0

2/2 = 1,0


KOMBINASI BAJU DAN CELANA YANG MEMBERIKAN KEPUASAN SAMA


Semua titik-titik tersebut menggambarkan bahwa kombinasi berapun akan memberikan kepuasan yang sama. Jika konsumen menggunakan 12 baju dan 2 celana kepuasannya akan sama dengan menggunakan 13 baju dan 8 celana. Tingkat penggantian menggambarkan bahwa kenaikan tingkat menggunakan baju dari 2 menjadi 3 harus mengurangi menggunakan baju 12 menjadi 10.

Jika seorang konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu dan membelanjakan seluruhnya untuk baju, maka baju yang diperoleh sebanyak M / Pn atau membelanjakan untuk celana seluruhnya M / Pr atau membelanjakan berbagai kemungkinan kombinasi baju dan celana yang di tunjukan oleh garis lurus yang menghubungkan M /Pn dan M/Pr.

Kamis, 24 Maret 2011

Sejarah Basket

Taukah kalian permainan yang sering kita mainkan di lapangan
bersama teman ataupun keluarga kita, dimana permainan tersebut dimainkan dengan cara mendrible bola dengan tangan dan memasukkannya ke dalam keranjang. ya... permainan bola tersebut adalah permainan bola basket. Ternyata Sejarah permainan dan perkembangan bola basket itu sendiri diciptakan oleh seorang profesor yang bernama Prof. Dr. James A. Naismith dia adalah salah seorang guru pendidikan jasmani di Young Mens Christian Association (YMCA) Springfield, Massachusets, Amerika Serikat pada tahun 1891.
Gagasan pertama yang mendorong terwujudnya cabang olahraga baru ini ialah adanya kenyataan bahwa waktu itu keanggotaan dan pengunjung sekolah tersebut kian hari kian merosot. Sebab utamanya adalah rasa bosan dari para anggota dalam mengikuti latihan olahraga Senam yang gerakannya kaku. Di samping itu kebutuhan untuk membuat sebuah olah raga yang menarik pada musim dingin semakin semakin mendesak. dialah Dr. Luther Gullick, seorang pengawas kepala bagian olahraga pada sekolah tersebut telah menyadari adanya gejala yang kurang baik disekolahnya, kemudian diapun segera menghubungi Prof. Dr. James A. Naismith serta memberikan tugas kepadanya untuk menyusun suatu kegiatan olahraga yang baru yang dapat dimainkan di ruang tertutup pada sore hari.

Dalam menyambut tugasnya itu Nasimith menyusun suatu gagasan yang sesuai dengan kebutuhan ruang tertutup yakni permainan yang tidak begitu keras, tidak ada unsur menendan, menjegal dan menarik serta tidak sukar dipelajari. Langkah pertama, diujinya gabungan dari permainan Footbal, Baseball, Lacrose dan Sepakbola. Tetapi tidak satupun yang cocok dengan tuntutannya. Sebab disamping sulit dipelajari, juga permainan tersebut masih terlalu keras untuk dimainkan di ruangan tertutup yang berlampu.
Dari hasil percobaan yang dilakukan itu Naismith akhrinya sampai pada kesimpulan bahwa permainan yang baru itu harus mempergunakan bola yang bentuknya bulat, tidak menjegal, dan harus menghilangkan gawang sebagai sasarannya. Untuk menjinakkan bola sebagai pengganti menendang dilakukan gerakan mengoper dengan tangan serta menggiring bola (dribbling) sebagai puncak kegairahan, gawang diganti dengan sasaran lain yang sempit dan terletak di atas para pemain, sehingga dengan obyek sasaran yang demikian pengutamaan tembakan tidak terletak pada kekuatan seperti yang terjadi pada waktu menendang, melainkan pada ketepatan menembak.

Semula Naismith akan menggunakan kotak kayu untuk sasaran tembakan tersebut, tetapi berhubung waktu percobaan dilakukan yang ada hanya keranjang (basket) buah persik yang kosong, maka akhirnya keranjang itulah dijadikan sasaran tembakan. Dari perkataan basket ini kemudian permainan baru yang ditemukan Prof. Dr. James A. Naismith tersebut dinamakan Basketball.

Di Semarang misalnya. Pada tahun 1930 sudah ada perkumpulan seperti Chinese English School, Tionghwa Hwee, Fe Leon Ti Yu Hui, dan Pheng Yu Hui (Sahabat). Sahabat adalah klub asal Sony Hendrawan (Liem Tjien Sion), salah satu legenda basket Indonesia.
Usai Proklamasi Kemerdekaan, 17 Agustus 1945, olahraga basket mulai dikenal luas di kota-kota yang menjadi basis perjuangan seperti Yogyakarta dan Solo. Pada PON (Pekan Olahraga Nasional) I (1948) di Solo, bola basket dimainkan untuk pertama kali di level nasional.
Pada tahun 1951, Maladi dalam kedudukannya selaku Sekretaris Komite Olympiade Indonesia (KOI) meminta kepada Tony Wen dan Wim Latumenten untuk menyusun organisasi olahraga Bola Basket Indonesia. Atas prakarsa kedua tokoh ini, pada tanggal 23 Oktober 1951 dibentuklah organisasi Bola Basket Indonesia Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia yang singkatannya tetap sama yaitu PERBASI.

PHIL JACKSON THE ZEN MASTER SAGA


Ia memenangkan 72 pertandingan dalam satu musim-sebuah rekor kemenangan terbaik di regular season sepanjang masa. Ia juga adalah satu-satunya pemilik 10 cincin juara NBA-sebuah pelatih dengan rekor cincin juara terbanyak, mengalahkan Red Auerbach. Satu-satunya sosok yang mampu meredam kebengalan dari Dennis Rodman.


Phil Jackson, lahir dengan nama lengkap Philip Douglas Jackson pada tanggal 17 September 1945, dari pasangan Charles dan Elizabeth Jackson, di daerah Deer Lodge, Mont. Berasal dari keluarga yang religius [kedua orang tua Jackson adalah pelayan Tuhan di Assemblies of God] memberi pengaruh kepada kehidupan Jackson dan saudara-saudaranya pada waktu muda. [Sebagai gambaran] Untuk menonton bioskop saja, Phil kecil harus menunggu sampai dengan ia masuk ke bangku SMU. Jika anak-anak muda seusianya sudah memiliki pengalaman prom night pada masa SMU, maka Jackson baru mengalaminya pada masa ia kuliah.

Phil Jackson menghabiskan masa SMU-nya dengan bermain basket di Williston, North Dakota [ia berhasil membawa timnya menjadi juara negara bagian dua kali]. Yang menarik adalah selain bermain basket, saat itu Jackson juga aktif bermain di beberapa cabang olah raga lain seperti: football, menjadi pitcher [pelempar bola] dalam tim baseball sekolahnya, bahkan ikut serta dalam cabang lempar cakram [pada cabang atletik]. Konon, Phil [dan juga saudara-saudara kandungnya] melakukan hal ini [aktif dalam cabang olahraga], karena hanya melalui olahraga mereka bisa menjadi seperti anak-anak normal lainnya.

Kemahiran Phil Jackson bermain baseball sempat mengundang beberapa pencari bakat untuk melihat kemampuannya bermain. Sampai akhirnya, Bill Fitch datang dan menawarinya kesempatan untuk bermain di University of North Dakota [UND]. Dan setelah Fitch melakukan pendekatan yang intensif terhadap Jackson [termasuk undangan makan malam dan beberapa gelas wine], Phil akhirnya berlabuh di UND dan bermain bersama Fighting Sioux [tim basket UND].

AWAL KARIR

PHIL SEBAGAI SEORANG PEMAIN

Pada NBA Draft tahun 1967, New York Knicks memilih Phil Jackson pada putaran kedua. Di tahun rookienya, Phil terpilih dalam tim NBA All Rookie, dengan mencetak rata-rata 6.2 point per game dan 4.5 rebounds per game. Jackson menyadari bahwa ia kurang begitu bersinar di offense. Atas dasar itu, ia merubah gaya permainannya menjadi seorang pemain dengan mental defense [untuk menutupi kekurangannya di offense].

Phil Jackson terpaksa absen [karena cedera] pada saat Knicks menjadi juara NBA musim 1969-1970. Suatu masalah yang ternyata menjadi berkat untuk karir kepelatihannya kelak. Semasa cedera, pelatih Knicks saat itu–Red Holzman menjadikan Jackson sebagai assisten pelatih. Holzman kerap mengirim Jackson untuk memantau pertandingan lawan [scouting], karena ia [Holzman] sangat percaya terhadap kemampuan Jackson. Jackson kembali bermain pada musim berikutnya. Ia menjadi pemain kunci dari bangku cadangan pada saat Knicks menjuarai NBA tahun 1973. Musim 1973-1974 menjadi musim terbaik yang dijalani oleh Jackson. Ia meraih rata-rata point tertinggi sepanjang karirnya [11.1 points per game].

Baru pada musim 1974-1975 Jackson terpilih menjadi starter [pemain inti] Knicks. Dan menjalani musim terbaiknya secara statistik dengan mencatat rata-rata 10.8 points per game dan 7.7 rebounds per game. Bahkan ia juga memimpin liga untuk kategori yang cukup tidak mengenakan yakni foul terbanyak dalam semusim, 330.

Setelah bermain selama 11 musim bersama Knicks, Jackson akhirnya pindah ke New Jersey Nets sebagai pemain merangkap assisten pelatih. Sebelum pada akhirnya ia memutuskan gantung sepatu dari NBA pada tahun 1980. Sepanjang karirnya, Jackson membukukan rata-rata 6.7 points per game dan 4.3 rebounds per game selama 807 pertandingan.

MASA-MASA AWAL KEPELATIHAN

Pensiun dari Nets, Jackson langsung menjadi assisten pelatih di tim tersebut pada musim 1980-1981. Selepas musim 1980-1981, Jackson menjadi komentator di siarang langsung pertandingan NBA di New Jersey. Jackson kembali melatih sebuah tim, saat ia memutuskan untuk menangani tim Albany Patroons dari CBA. Pada saat jeda musim, ia pergi ke Puerto Rico untuk melatih tim local, Quebradillas Pirates dan Isabela Fighting Cocks. Pada musim 1983-1984 ia membawa Albany Patroons meraih gelar juara CBA, yang menjadikannya pelatih pertama yang mampu memenangi gelar juara CBA maupun NBA. Prestasi ini juga memberinya sebuah gelar Coach of the Year.

ROAD TO GLORY

CHICAGO BULLS [1987-1998]

THE FIRST THREE-PEAT

Pada musim 1987, Jackson di kontrak oleh Chicago Bulls untuk menjadi asissten pelatih Bulls saat itu, Doug Collins. Pada sebuah pertandingan di tahun 1988, Collins dikeluarkan dari pertandingan pada saat Bulls tertinggal 14 angka. Hal ini membuat Jackson mengambil alih posisi Collins dalam sisa waktu pertandingan itu dan memberikan kesempatan kepada para pemain Bulls untuk bermain dengan gaya mereka sendiri, alhasil Bulls memenangi pertandingan tersebut, dan Jackson memenangi kepercayaan dan rasa hormat baik dari manajemen tim maupun para pemain. Pada awal musim berikutnya, Phil Jackson ditunjuk menjadi pelatih menggantikan Collins dan diberikan sebuah warisan dalam bentuk dua orang bintang masa depan NBA, Michael Jordan dan Scottie Pippen. Kalah terus menerus dari Pistons, dan kebergantungan Bulls pada Jordan, membuat Jackson harus memikirkan sebuah strategi baru. Dan muncullah sebuah strategi yang kelak menjadi trade-marknya, triangle offense [terima kasih kepada assisten coach Tex Winter, yang memiliki ide dasarnya]. Bulls mengakhiri musim itu di posisi ke dua divisi central dengan rekor menang kalah 57-25, untuk selanjutnya maju ke final wilayah timur. Di final wilayah timur, kembali Bulls bertemu dengan musuh besarnya, Detroit Pistons [yang dua kali mengalahkan mereka berturut-turut]. Meskipun Bulls memberikan perlawanan yang cukup ketat, namun mereka harus tersingkir dalam tujuh pertandingan [kalah 3-4 dari Pistons].

Pada musim 1990-1991, Jackson membuktikan bahwa kali ini Bulls lebih baik. Mengakhiri musim dengan catatan menang-kalah 61-21, Bulls kembali bertemu Pistons di final wilayah timur. Kali ini Bulls memenangi pertandingan best of seven games [tim pertama yang memenangi empat pertandingan memenangkan seri] dengan kemenangan 4-0, yang di tandai –tentunya akan selalu di ingat, pemain Pistons meninggalkan lapangan pertandingan pada saat waktu tersisa sekitar 7 detik di game ke empat. Bulls melaju ke final NBA untuk bertemu LA Lakers dan bintangnya saat itu Magic Johson. Bulls memenangi seri itu dengan 4-1 sekaligus memenangi gelar juara NBA pertama franchise itu.

Musim berikutnya Bulls mencatat rekor menang kalah 67-15 [salah satu yang terbaik] dan kembali melaju ke final NBA, setelah sebelumnya mengalahkan Knicks-dalam tujuh pertandingan yang ketat dan Cavaliers di final wilayah timur. Bulls bertemu Blazers yang dipimpin oleh pemain bintang mereka Clyde ‘the glide’ Drexler. Bulls kembali memenangi NBA final kali ini, dengan mengalahkan Blazers 4-2, sekaligus meraih gelar back to back atau juara dua kali berturut-turut.

Musim 1992-1993 Bulls mengalami penurunan dalam hal rekor menang kalah, yaitu 57-25. Namun hal itu menjadi berbeda memasuki babak playoffs. Bulls kembali melaju ke final NBA untuk menghadapi Phoenix Suns dan peraih MVP Charles Barkley. Salah satu moment terbaik seri itu adalah pada game ke enam, pada saat John Paxson melakukan tembakan tiga angka. Tiga angka yang memenangkan Bulls sekaligus memberik Bulls gelar juara tiga kali berturut-turut [three-peat]. Suatu prestasi fenomenal setelah sebelumnya hanya Celtics yang mampu melakukannya-menang delapan kali berturut-turut.

Paska kemenangan tersebut, Jordan memutuskan untuk pensiun untuk kali yang pertama. Tanpa Jordan, Bulls meraih rekor menang kalah 55-27 musim 1993-1994. Phil Jackson baru saja kehilangan pemain terbaiknya [bahkan mungkin di dunia] dan hanya kurang dua pertandingan dari musim sebelumnya? Ya, itu adalah suatu pencapaian prestasi tersendiri untuk Jackson. Dengan mengandalkan Scottie Pippen dan bintang pendatang baru asal Kroatia, Tony Kukoc, Bulls nyaris kembali melaku ke final NBA sebelum dikalahkan Knicks dalam tujuh pertandingan.

THE SECOND THREE-PEAT

Memasuki musim 1994-1995, dunia dikejutkan dengan kembalinya sang mega bintang, Michael Jordan ke Chicago Bulls. Meskipun demikian, absen selama 18 bulan membuat Jordan tidak mampu member banyak musim itu. Bulls kalah dari Orlando Magic –yang diperkuat mantan pemain Bulls, Horace Grant, dalam enam pertandingan.

Memasuki musim 1995-1996, dengan Jordan kembali bermain penuh ditambah senjata baru nan mematikan dalam diri Dennis Rodman. Bulls melaju untuk meraih rekor kemenangan terbaik sepanjang sejarah NBA, 72-10, melampaui rekor LA Lakers 69-13 pada musim 1971-1972. Bulls juga meraih rekor kandang yang mengesankan yaitu 39-2, hanya kalah satu pertandingan dari rekor kandang terbaik yang dipegang oleh Celtics. Bisa dipastikan rekor itu memberikan satu-satunya gelar Coach of the Year kepada Phil Jackson. Bulls melaju ke final NBA pada musim itu dan bertemu Seattle Supersonics. Mereka mengalahkan Sonics dalam enam pertandingan untuk meraih gelar ke empat untuk Chicago Bulls.

Musim 1996-1997, Bulls nyaris mengakhir musim dengan torehan back to back kemenangan diatas 70 pertandingan satu musim. Kekalahan dalam dua pertandingan terakhir membuat Bulls hanya menyamai rekor Lakers yaitu 69-13. Kembali melaju ke final NBA, kali ini mereka di tunggu oleh duet Karl Malone-John Stockton dan Utah Jazz. Bulls mengalahkan Jazz kembali dengan enam pertandingan, untuk gelar mereka ke lima dalam tujuh tahun terakhir.

Memasuki musim 1997-1998, Jackson mengalami masalah dalam hubungannya dengan pemilik Bulls, Jerry Krausse. Suatu hal yang konon dipicu oleh rasa iri hati Krausse terhadap perhatian public terhadap Jackson yang dianggap orang yang bertanggung jawab terhadap gelar-gelar Bulls. Perselisihan ini dimulai pada musim panas 1997. Pada saat Krausse akan menikahkan anak tirinya. Semua staf kepelatihan Chicago Bulls di undang, bahkan Tim Floyd-saat itu melatih Iowa State dan disebut sebagai suksesor Jackson di Bulls- di undang, tetapi Jackson tidak, Bahkan istri Jackson [saat itu], June baru mengetahui saat istri dari assisten pelatih Bill Cartwright menanyakan apa yang hendak dipakai olehnya [ke pesta pernikahan itu]. Seakan tidak selesai sampai di situ, Krausse bahkan hanya menawarkan kontrak kepada Jackson untuk musim 1997-1998 saja. Krausse sempat berkata, ‘bahkan jika musim ini berakhir dengan 82-0, kau tetap pergi!’.

Meskipun demikian Bulls kembali melaju ke final NBA 1998 dan kembali bertemu dengan Jazz. Bulls mengalahkan Jazz dalam enam pertandingan untuk merengkuh gelar ke enam mereka sekaligus three-peat kedua. Pada Januari 1999, Jordan memutuskan untuk kembali gantung sepatu. Yang segera di ikuti oleh Phil Jackson, yang bersumpah tidak akan melatih lagi. Sepanjang karirnya di Bulls, Jackson memberikan enam gelar dalam sembilan musim.

ERA LA LAKERS [1999-2004]

THE THIRD THREE PEAT

Setelah Absen melatih selama satu musim, Jackson kembali turun gunung untuk melatih LA Lakers. Di Kontrak selama lima tahun senilai US$ 30 juta, ia membawa Shaquille O’neal, Kobe Bryant dan Lakers meraih rekor kemenangan 67-15 pada musim 1999-2000. Setelah 11 tahun menunggu, kehadiran Jackson di Lakers memberikan mereka jawaban atas dahaga gelar mereka. Lakers maju ke final NBA musim itu untuk berhadapan dengan Indiana Pacers. Lakers mengalahkan Pacers dalam enam pertandingan [4-2] sekaligus memberikan gelar juara Lakers pertama kalinya setelah terakhir memenangkan gelar juara NBA pada tahun 1988.

Memasuki musim 2000-2001, Lakers masih belum bisa dihentikan. Meskipun di reguler season mereka mengalami penurunan dengan rekor menang-kalah 56-26, Lakers tak terhentikan dibabak playoff, dengan melakukan sweep sepanjang playoff wilayah barat. Kalah di pertandingan pertama final NBA dari Sixers, Lakers bangkit di pertandingan berikutnya dan memenangkan seri dalam lima pertandingan [4-1]. Lakers mengakhir perjalanan playoff mereka tidak hanya dengan sebuah gelar juara, namun juga rekor terbaik sepanjang sejarah dengan 15-1.

Musim 2001-2002, sempat mendapatkan perlawanan keras dari Kings sampai pertandingan ke tujuh, Lakers melaju ke final untuk menghadapi New Jersey Nets. Tanpa kesulitan, Lakers menyapu bersih pertandingan final dengan kemenangan 4-0 sekaligus gelar juara ke tiga berturut-turut [Three-peat]. Dan untuk ketiga kalinya Jackson membawa timnya meraih three-peat.

Memasuki musim 2002-2003, usaha Lakers untuk melaju ke final NBA empat kali berturut-turut, kandas di tangan Spurs. Memasuki musim 2003-2004, muncullah masalah baru dalam hubungan Jackson, O’neal dan Bryant. Diawali oleh ketidak sukaan Bryant terhadap strategy triangle offense ala Jackson. SItuasi semakin memanas, sampai Jackson harus membayar Psikiater untuk sekedar berkonsultasi. Bahkan Jackson sampai menemui Mitch Kupchak, General Manager LA Lakers, dengan memberikan ultimatum kepadanya. Apakah Jackson atau Bryant yang pergi dari Lakers. Masalah ini di tuangkan oleh Jackson dalam bukunya yang berjudul ‘the Last Season’, yang merupakan rekapitulasi dari musim 2003-2004.

Dengan tambahan pemain sekaliber Karl Malone dan Gary Payton, Lakers menjadi favorit juara. Namun meskipun Lakers di isi oleh para Hall of Famers masa depan, Lakers harus mengalami kekalahan dari Pistons di Final NBA, dalam lima pertandingan [1-4]. Kekalahan tersebut selain mengakhiri era O’neal di Lakers, juga untuk pertama kalinya Jackson kalah dalam pertandingan final dari 10 kali penampilan di final. Pada bulan Juni 2004, Jackson resmi mengundurkan diri dari Lakers.

LAKERS [2005-sekarang]

Selepas Jackson mengundurkan diri, Rudy Tomjanovich menggantikannya untuk musim 2004-2005 [paling tidak selama tujuh bulan, sebelum di gantikan oleh Frank Hamblen selama sisa musim kompetisi]. Harapan besar yang ada dipundak Tomjanovich berakhir dengan Lakers mencatat kemenangan 34 kali musim itu [termasuk yang diraih selama dibawah asuhan Hamblen]. Selepas Tomjanovich mengundurkan diri setelah tujuh bulan, banyak rumor yang mengatakan bahwa Jackson akan kembali melatih Lakers.

Mungkin memang karena kepiawaiannya hingga pemain dengan kemampuan bermain one-on-one sekelas Jordan dan Bryant, mau bermain dengan pola triangle offense yang memberikan pemain lain untuk kesempatan yang sama [mencetak skor], kepiawaian yang memberi Jackson rasa hormat dari keduanya. Baik Jordan [pada waktu aktif di Bulls] dan Bryant [saat ini] tidak ingin di latih oleh pelatih lain, selain Jackson. Kepiawaian yang sama yang juga mampu membuat pemain senyentrik dan seliar Dennis Rodman merasa nyaman. Yup, ini adalah Dennis Rodman yang ingin bunuh diri sewaktu di Detroit, dan Dennis Rodman yang sama yang duduk di bench [kursi pemain cadangan] tanpa sepatu ketika bermain di Spurs. Bahkan bila kita tidak bisa menyebut Rodman berubah menjadi malaikat, paling tidak, Rodman cukup beradab, selama menjadi juara dibawah arahan Jackson.

Phil memiliki kemampuan untuk menyatukan para pemain. Menjadi pelatih yang hebat di planet NBA, bukan hanya sekedar memahami X’s dan O’s [strategi basket] saja. Mike Dunleavy, Mo Cheeks, dan bahkan banyak pelatih lain pasti mengetahui tentang strategi offense, atau bagaimana menghentikan pick and roll. Menjadi pelatih hebat adalah bagaimana mengatasi [mengatur] ego para pemain, mendapatkan rasa hormat dari mereka, membangun chemistry [kebersamaan] tim, melakukan penyesuaian baik didalam dan luar lapangan. Dan memberikan penekanan kepada hal yang paling tepat kepada bintang-bintang sekelas Jordan, Pippen, Shaq dan Kobe untuk mencapai level kompetisi seperti ini. Tidak ada orang yang mampu melakukannya lebih baik dari Jackson.

‘Beberapa pelatih berperan hanya sebagai pelatih, beberapa lainnya menjadi me-manage [mengatur tim]’ Jelas Kareem Abdul Jabar, yang membantu Jackson melatih Andrew Bynum. “fungsi Phil, lebih ke manager’. “Dia tidak berlebihan dalam melakukan sesuatu, itu menjadi bagian dari keseluruhan rencananya.’ Jelas Fisher [pemain Lakers]. ‘dia menggunakan siulannya, otoritasnya, dia menggunakannya seperlunya, Supaya kita tetap terbuka dengan strateginya’

FAKTA LAIN

1. Jackson dikenal dekat dengan Michael Jordan, bahkan kedekatan mereka disebut-sebut sebagai kedekatan yang paling baik dalam sejarah NBA. Suasana harmonis yang terbangun di antara mereka, rasa hormat yang mereka bagi, menjadi kunci dalam membangun dinasti Bulls waktu itu. Meskipun Jordan adalah pemain yang sangat dominan, tetapi Jackson juga dianggap sebagai salah satu elemen penting dalam pencapaian Bulls meraih gelar juaranya. Jackson kerap memuji Jordan sebagai pemain terhebat yang pernah dilatih olehnya.

2. Seiring dengan julukannya sebagai ‘Master Zen’ Jackson juga dikenal sebagai master dari mind games atau perang urat syaraf. Sebagai contoh menjelang playoff 2000, Jackson menaruh poster Edward Norton dalam film ‘American History X’ yang menampilkan Norton dengan kepala botak dan tato swastika, sebagai gambaran lain dari pemain Sacramento Kings, yang juga botak dan bertato, Jason Williams. Atau menaruh gambar Hitler sebagai gambaran dari pelatih Kings saat itu Rick Adelman. Dia juga membuat Tyron Lue, pemain Lakers untuk berdandan ala Iverson, di final NBA 2001, lengkap dengan rambut cornrow [kebetulan gaya rambut Lue seperti itu] dan kaus lengan panjang serta gaya berpakaian hip hop. Meskipun dituding sebagai mind games, Jackson menjelaskan bahwa hal itu dilakukan untuk membiasakan para pemainnya dengan gaya main Iverson. Hasilnya: Lakers menang 4-1.

3. Julukan Master Zen didapat oleh Jackson karena ia memiliki pendekatan yang unik dalam melatih. Mengkombinasikan filosofi ala timur dan praktek spiritual ala barat. Dia dikenal dengan gayanya yang tenang di pinggir lapangan, dan membiarkan timnya berjuang keras saat mengalami tertinggal dibanding meminta time-out. Salah satu metode unik lainnya ialah, ia menggunakan siulan untuk memberikan instruksi kepada para pemainnya. Dengan menaruh jari kelingkingnya di kedua sudut bibir untuk menghasilkan suara yang cukup keras untuk mengatasi riuhnya stadion. Dia memberikan peringatan kepada para pemain melalui siulan tersebut. Maknanya macam-macam, bisa Trap sekarang, atau watch the double [double team, dijaga dua pemain], dan macam-macam. ‘Itu menjadi senjatanya’ jelas assisten pelatih Brian Shaw. Jika kita berteriak, ada kemungkinan mereka bisa mendengar atau justru tidak, Tetapi dengan bersiul, dia [Jackson] membuat pemainnya berpikir apa yang harus dilakukan.

Minggu, 20 Maret 2011

Ruang Lingkup ilmu Ekonomi

Dari definisinya, daya aplikasi ilmu ekonomi sangat lugas; Di mana ada masalah kelangkaan, di situ ilmu ekonomi dapat diterapkan. Tidak berarti pars ekonom harus terlibat di segala bidang. Sebab masalah yang paling menjadi perhatian ekonom adalah apakah memang sudah terjadi alokasi sumber daya yang efisien? Apa indikator-indikatornya? Para ekonom melihat masalah di atas, baik secara individu maupun agregat.

Proses alokasi sumber daya secara efisien di tingkat individu, perusahaan dan in¬dustri (kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang sejenis), dibahas dalam Teori Ekonomi Mikro. Efisiensi di tingkat mikro belum tentu baik untuk keseluruhan (makro). Misalnya, agar harga-harga produk industri murah, sebaiknya teknologi yang digunakan padat modal. Tetapi pilihan ini menghilangkan kesempatan kerja sehingga menimbulkan pengangguran. lika tidak ada yang bekerja, pasaran lokal tidak ada karena tidak ada daya bell. Ternyata pilihan teknologi padat modal, merugikan in¬dustri-pemilik modal. Terlihat bahwa pilihan teknologi padat modal memungkinkan efisiensi di tingkat industri (mikro), tetapi tidak secara keseluruhan (makro); Banyak sumber daya manusia yang tidak teralokasi. Masalah-masalah ini dibahas dalam Teori Ekonomi. Makro. Indikator efisiensi makro lebih kompleks dibanding mikro. Ada empat ukuran efisiensi yang biasa digunakan dalam buku teks ekonomi makro: Output (GNP) dan Pertumbuhan (Growth), Kesempatan Kerja (Employment), Stabilitas Harga (Price Stability) dan Stabilitas Kurs Exchange Rate Stability).


a. Teori Ekonomi Mikro

Teori ekonomi mikro, sesuai dengan namanya (mikro), dapat diartikan sebagai "ilmu ekonomi kecil". Berdasarkan pads corak dan ruang lingkup analisisnya, teori ekonomi mikro diartikan sebagai "Bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian".
Ada beberapa aspek yang dianalisis teori ekonomi mikro, tiga aspek penting di antaranya adalah sebagai berikut.
1). Interaksi di Pasar Barang

Dilihat dari pandangan ekonomi mikro, suatu perekonomian merupakan pengga¬bungan dari berbagai jenis pasar barang. Oleh Sebab itu untuk mengenai corak kegiatan suatu perekonomian kits antara lain perlu memperhatikan corak operasi suatu pasar. Pasar dalam pengertian ekonomi tidak berwujud secara fisik; pasar merupakan per¬temuan antara permintaan (demand) dan penawaran (supply), atau mempertemukan penjual dan pembeli suatu barang. Melalui interaksi di antara penjual dan pembeli, pasar akan menentukan tingkat harga suatu barang dan jumlah barang yang diperjual¬belikan. Contohnya adalah pasar bergs, pasar pakaian, pasar komputer, pasar mobil. Teori ekonomi mikro tidak menerangkan operasi keseluruhan pasar-pasar tersebut.

Untuk menunjukkan bagaimana suatu pasar berfungsi dan beroperasi, teori ekonomi mikro hanya menjelaskan tentang interaksi di antara penjual dan pembeli di suatu pasar barang.


2). Tingkah Laku pembeli dan penjual
Dalam analisis ini teori ekonomi mikro bertitik tolak dari dua asumsi. Asumsi per¬tama: para pembeli dan penjual menjalankan kegiatan ekonomi mereka secara rasional; kedua: para pembeli berusaha memaksimumkan kepuasan yang mungkin dinik¬matinya, sedangkan para penjual berusaha memaksimumkan keuntungan yang akan diperolehnya dari kendala-kendala yang dimilikinya. Berdasarkan asumsi-asumsi ter¬sebut, teori ekonomi mikro menunjukkan (a) bagaimana seorang pembeli mengguna¬kan sejumlah pendapatan untuk membeli berbagai jenis barang yang dibutuhkannya, dan (b) bagaimana seorang penjual atau produsen menentukan tingkat produksi yang akan dilakukannya.


3). Interaksi di pasar Faktor produksi

Individu-individu dalam perekonomian adalah pemilik faktor-faktor produksi. Mereka menawarkan faktor-faktor produksi tersebut untuk memperoleh pendapatan. pendapatan tersebut untuk selanjutnya akan digunakan guns membeli barang dan jasa yang mereka butuhkan. Sebaliknya, penjual-penjual membutuhkan faktor-faktor pro¬duksi untuk memproduksikan barang dan jasa. Oleh sebab itu mereka akan menjadi pembeli faktor-faktor produksi. Interaksi di antara pembeli dan penjual faktor-faktor produksi di berbagai pasar faktor produksi akan menentukan "harga" suatu faktor pro¬duksi dan banyaknya jumlah faktor produksi tersebut yang akan digunakan. Macam¬-macam faktor produksi dan "harganya" (balas jasa) adalah tenaga kerja (labor) yang diberikan upah atau gaji (wages/salary), modal (capital) yang diberikan bungs (interest) dan dividen, tanah (land) yang diberikan sews (rent) dan kewirausahaan (entrepreneur¬ship) yang diberikan labs (profit).


b. Teori Ekonomi Makro

Sesuai dengan namanya pula, "makro" berarti besar. Dengan demikian, teori ekonomi makro menganalisis keseluruhan kegiatan perekonomian, bvi-sifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan olch unit-unit kecil dalam perekonomian. Dalam menganalisis mengenai kegiatan pembeli, misalnya, yang dianalisis bukanlah mengenai tingkah laku seorang pembeli, melainkan keseluruhan pembeli yang ada di pasar. Kits jugs tidak lagi memperhatikan permintaan dan penawaran ter¬hadap suatu barang (misalnya permintaan terhadap mobil, atau penawaran kopi), me¬lainkan permintaan dan penawaran barang-barang secara keseluruhan (agregat).

Ada beberapa aspek yang di analisis teori ekonomi makro, antara lain adalah sebagai berikut:


1). Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian Negara

Dalam hal ini teori ekonomi makro menganalisis mengenai sampai sejauh mans suatu perekonomian akan menghasilkan barang dan jasa. Tingkat kegiatan perekono¬mian ini ditentukan oleh pengeluaran agregat dalam perekonomian, yang meliputi:
(1) pengeluaran rumah tangga atau konsumsi rumah tangga,

(2) pengeluaran pemerintah,

(3) pengeluaran perusahaan atau investasi, serta

(4) ekspor dan impor. Analisis dalam teori ekonomi makro juga memperhatikan perubahan harga-harga dan pengaruh perubahan jumlah uang beredar terhadap pengeluaran agregat.


2). Pengeluaran Agregat

Masalah akan timbul bila pengeluaran agregat tidak mencapai tingkat yang ideal. Idealnya, pengeluaran agregat mencapai tingkat yang diperlukan untuk mewujudkan kesempatan keria penuh (full employment) tanpa menimbulkan inflasi, meskipun dalam praktiknya tujuan ini sulit dicapai.


3). Mengatasi Pengangguran dan Inflasi

Perekonomian tidak dapat secara otomatis mengatasi -masalah pengangguran dan inflasi. Tindakan pemerintah diperlukan untuk mengatasi kedua masalah itu, yaitu melalui serangkaian kebijakan, berupa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebi¬jakan moneter adalah langkah-langkah pemerintah dalam mempengaruhi jumlah uang beredar (money supley) dalam perekonomian atau mengubah suku bunga dengan tuju¬an untuk mengatasi masalah perekonomian yang dihadapi. Sedangkan kebijakan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah mengubah struktur dan jumlah pajak serta penge¬luarannya dengan maksud untuk mempengaruhi tingkat kegiatan perekonomian.

Kobe Bryant Profile

Kobe Bean Bryant (lahir di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat, 23 Agustus 1978; umur 32 tahun) adalah seorang pemain NBA dan bermain untuk klub Los Angeles Lakers. Dia memakai kostum bernomor punggung 24 (sejak musim 2006-07) dan bermain dalam posisi Shooting guard. Kobe pertama kali bermain di NBA pada kompetisi tahun 1996-1997 dan telah membawa Los Angeles Lakers 3 kali juara saat bersama dengan pemain berbintang lainnya, Shaquille O'Neal-yang sekarang ini bermain untuk tim Cleveland Cavaliers.

Prestasi Karier

Salah satu prestasi individu terbaiknya adalah mencetak 81 angka saat melawan Toronto Raptors pada tanggal 22 Januari 2006, yang merupakan jumlah angka kedua terbanyak dalam sejarah NBA yang dicetak dalam satu game. Di musim ini pula ia mencetak 50 poin ke atas dalam 4 pertandingan berturut-turut. Ia memiliki rekor sepanjang kariernya yaitu membuat poin di atas 50 sebanyak 21 kali. Tetapi rekor itu belum cukup, karena pemain legenda Wilt Chamberlain dan Michael Jordan lebih banyak mencetak poin di atas 50, Chamberlain dengan 108 kali dan Jordan 31 kali. Namun, dalam sejarah NBA, ia pernah mencetak 81 poin dalam 1 game di mana itu adalah rekor angka terbanyak kedua yang dicetak setelah Wilt Chamberlain yang bisa mencetak 100 poin dalam 1 game. [1][2]

Bryant juga mencatatkan rekor lain dalam hal mencetak angka. 2 Februari 2009 (waktu setempat), ketika Lakers melakukan pertandingan tandang ke New York Knicks, ia mencetak 61 angka dengan prosentase tembakan sukses 61% dan Lakers menang 126–117. 61 angka yang dicetak Bryant berhasil menumbangkan rekor angka terbanyak yang dicetak oleh satu pemain di Madison Square Garden, rekor yang sebelumnya dipegang oleh Bernard King. [3]

Bryant juga memegang rekor sebagai pemain termuda dalam sejarah NBA yang mampu mencetak angka sebanyak 24.000 dalam usia 31 tahun 75 hari, melewati rekor Wilt Chamberlain yang meraihnya pada usia 31 tahun 113 hari. Ia menjadi pemain ke-17 yang mampu mencetak angka diatas 24.000[4]

Pada tanggal 1 Februari 2010, Kobe Bryant mencetak 44 angka untuk menjadi top skorer sepanjang masa Los Angeles Lakers melewati Jerry West saat Lakers melakoni laga tandang ke FedEx Forum pada melawan Memphis Grizzlies.[5]

Kobe Bryant
Posisi Shooting guard
Julukan Black Mamba
KB24
Liga NBA
Tinggi 6 ft 6 in (1.98 m)
Massa 205 lb (93 kg)
Klub Los Angeles Lakers
Negara Amerika Serikat
Lahir 23 Agustus 1978 (umur 32)
Philadelphia, Pennsylvania
SMA Lower Merion HS
(Lower Merion, Pennsylvania)
Draft ke-13 (secara keseluruhan), 1996
Charlotte Hornets
Karier pro 1996sekarang
Penghargaan 10 kali NBA All-Star
9 kali All-NBA Selection
7 kali All-Defensive Selection
3 kali NBA All-Star MVP
1997 Juara Kontes Slam Dunk NBA
1996 Naismith Prep Player of the Year
1996-1997 All Rookie Second Team
2007-2008 NBA MVP
2 kali MVP Final NBA