Steven Jaconias Davidsz

Rabu, 08 Mei 2013

Softskill 3 ( etika dan profesionalisme tsi )


1. Pengertian IT forensik dan prinsip IT Forensik ??
2. Undang - undang IT Forensik ?
3. Contoh Kasus yang menyangkut IT ?

Jawaban

1. IT Forensik adalah cabang dari ilmu komputer tetapi menjurus ke bagian forensik yaitu berkaitan dengan bukti hukum yang ditemukan di komputer dan media penyimpanan digital. Komputer forensik juga dikenal sebagai Digital Forensik. Kata forensik itu sendiri secara umum artinya membawa ke pengadilan.

prinsip IT Forensik
untuk menjelaskan keadaan artefak digital terkini. Artefak Digital dapat mencakup sistem komputer, media penyimpanan (seperti hard disk atau CD-ROM), dokumen elektronik (misalnya pesan email atau gambar JPEG) atau bahkan paket-paket yang secara berurutan bergerak melalui jaringan. Bidang IT forensik juga memiliki cabang-cabang di dalamnya seperti firewall forensik, forensik jaringan, database forensik, dan forensik perangkat mobile.

2. Secara umum, materi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UUITE) dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik dan pengaturan mengenai perbuatan yang dilarang. Pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik mengacu pada beberapa instrumen internasional, seperti UNCITRAL Model Law on eCommerce dan UNCITRAL Model Law on eSignature. Bagian ini dimaksudkan untuk mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis di internet dan masyarakat umumnya guna mendapatkan kepastian hukum dalam melakukan transaksi elektronik. Beberapa materi yang diatur, antara lain: 
      1. pengakuan informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum yang sah (Pasal 5 & Pasal 6 UU ITE); 
      2. tanda tangan elektronik (Pasal 11 & Pasal 12 UU ITE);
      3. penyelenggaraan sertifikasi elektronik (certification authority, Pasal 13 & Pasal 14 UU ITE); dan
      4. penyelenggaraan sistem elektronik (Pasal 15 & Pasal 16 UU ITE);
Beberapa materi perbuatan yang dilarang (cybercrimes) yang diatur dalam UU ITE, antara lain:
 1. konten ilegal, yang terdiri dari, antara lain: kesusilaan, perjudian, penghinaan/pencemaran nama baik, pengancaman dan pemerasan (Pasal 27, Pasal 28, dan Pasal 29 UU ITE); 
 2. akses ilegal (Pasal 30); 
 3. intersepsi ilegal (Pasal 31);
 4. gangguan terhadap data (data interference, Pasal 32 UU ITE);
 5. gangguan terhadap sistem (system interference, Pasal 33 UU ITE); 
 6. penyalahgunaan alat dan perangkat (misuse of device, Pasal 34 UU ITE);

3. Contoh kasus ini terjadi pada awal kemunculan IT Forensik. Kasus ini berhubungan dengan artis Alda, yang dibunuh di sebuah hotel di Jakarta Timur. Ruby Alamsyah menganalisa video CCTV yang terekam di sebuah server. Server itu memiliki hard disc. Ruby memeriksanya untuk mengetahui siapa yang datang dan ke luar hotel. Sayangnya, saat itu awareness terhadap digital forensik dapat dikatakan belum ada sama sekali. Jadi pada hari kedua setelah kejadian pembunuhan, Ruby ditelepon untuk diminta bantuan menangani digital forensik. Sayangnya, kepolisian tidak mempersiapkan barang bukti yang asli dengan baik. Barang bukti itu seharusnya dikarantina sejak awal, dapat diserahkan kepada Ruby bisa kapan saja asalkan sudah dikarantina. Dua minggu setelah peristiwa alat tersebut diserahkan kepada Ruby, tapi saat ia periksa alat tersebut ternyata sejak hari kedua kejadian sampai ia terima masih berjalan merekam. Akhirnya tertimpalah data yang penting karena CCTV di masing-masing tempat/hotel berbeda settingnya. Akibat tidak aware, barang bukti pertama tertimpa sehingga tidak berhasil diambil datanya. 

link :


Penyakit DBD

Pertama kali yang terlintas dipikiran gue setelah mendengar kata DBD adalah suatu virus yang ditularkan oleh nyamuk. Gue pikir selama ini klo yang namanya penyakit DBD itu gak bakal gue alami atau gue derita, tetapi semua itu hanya pemikiran gue aja yang so kuat.. hehehe. Pertama kali gue tau klo gue kena penyakit yang namanya DBD gue langsung berfikir pasti gue dirawat. . dan benar, gue dirawat. Dokter menvonis gue terkena penyakit DBD dan tipes setelah dokter mengambil darah gue dan di cek di laboratorium. Gejala DBD yang gue alami adalah dihari pertama gue panas tinggi, gue pikir hanya demam biasa yang dikasi obat warung bisa segera turun panasnya, ternyata gak. . akhirnya gue memutuskan untuk pergi ke klinik untuk memeriksakan keadaan gue yang panasnya belum turun juga. Akhirnya setelah dokter memberikan gue beberapa obat panas gue turun. Dihari ketiga panas gue bener – bener telah turun dan gue anggap bahwa demam gue itu telah sembuh, namun itulah fase penyakit demam berdarah.
            Dihari yang keempat panas gue kembali tinggi sehingga badan gue udah gak kuat lagi untuk melakukan aktifitas seperti biasanya. Akhirnya dihari yang keempat ini gue muntah, semua makanan, minuman yang masuk kedalam perut gue gak bisa perut gue terima. . keringat dingin mulai keluar dari seluruh tubuh gue, badan mulai terasa enak setelah muntah, namun itu hanya bertahan sebentar, kemudian panas badan gue kembali tinggi dan kepala pusing. Akhirnya gue dibawa kerumah sakit karena kondisi badan gue yang udah gak kuat lagi. And the result, gue kena penyakit yang namanya DBD, dokter menyarankan gue untuk dirawat, ya mau apalagi klo dokter sudah bilang demikian.
            Akhirnya gue dirawat, panas gue pertama masuk rumah sakit hingga 390 C, dokter memberikan gue beberapa infus dan obat – obatan untuk menurunkan panas gue yang tinggi. . ya panas gue yang tadinya tinggi sekarang bisa turun. Dokter menyarankan gue untuk banyak minum air putih, klo bisa sehari gue harus bisa habis 3 botol air yang ukuran besar, bukan galon yeee hahaha. . . akhirnya selama gue hidup gue merasakan juga yang namanya di infus hehe. Okelah gue nginep dirumah sakit,  hari – hari gue selama dirumah sakit dilewati hanya dengan mengganti infus dan pemberian beberapa obat dan yang terpenting dan kudu wajib gak ketinggalan juga minum air putih sebanyak – banyaknya. Hasil tes darah gue keluar dan menyatakan bahwa trombosit gue turun menjadi 91.000 yang normalnya adalah > 150.000
            Hari kedua dirumah sakit gue lalui seperti hari pertama, mengganti infus dan perbanyak minum air. Namun dihari kedua ini gue googling mengenai penyakit DBD dan hasil yang gue dapat adalah bahwa penyakit DBD ini tidak ada obatnya, penyakit bisa sembuh sendiri setelah kita melewati fasenya, yang kita butuhkan hanya terus menambahkaan cairan kedalam tubuh kita agar tidak terjadi dehidrasi. Dari hasil googling tersebut gue juga menemukan beberapa cara untuk bisa menaikan trombosit yang walaupun trombosit itu akan sendirinya kembali naik klo  fase DBD sudah kita lewati, tapi okelah yang namanya sakit info apa aja yang gue dapat selama itu bukan racun gue minum aja. Gue minum yang namanya sari kurma, jus jambu, yang kata orang minuman tersebut bisa membuat trombosit kembali naik. Kembali lagi suster mengambil darah gue, dan hasilnya trombosit gue kembali turun menjadi 66.000. itu hari ke 5 setelah gue demam di hari pertama. . dari hasil googling yang gue baca bahwa penyakit DBD akan kembali pulih atau trombosit akan naik itu dihari ke 6 – 7. Jadi pada sendirinya dihari 6-7 itu trombosit ita akan kembali pulih secara perlahan.
            Dan di hari keempat gue kembali diambil darahnya untuk diperiksa kembali. Setelah gue hitung dari demam gue dihari pertama seharusnya di hari keempat gue dirawat trombosit akan kembali naik walaupun gak naik dengan drastis. Dan benar, setelah hasil lab keluat menyatakan bahwa trombosit gue sudah naik yang tadinya hanya 66.000 sekarang naik menjadi 93.000, sehingga dokter memperbolehkan gue untuk pulang.
            Kesimpulannya adalah bahwa penyakit DBD ini emang harus membutuhkan cairan yang banyak masuk kedalam tubuh kita agar tidak terjadi dehidrasi. Terserah itu minuman apa aja, yang penting kita gak boleh sampe kekurangan cairan. Takutnya klo kita kekurangan cairan bisa terjadi pendarahan yang cukup hebat.
            Demikianlah sedikit cerita dari gue mengenai penyakit DBD ini
Mohon maaf kiranya klo ada bahasa gue yang kurang sopan hehehe. . .

Jumat, 12 April 2013

Biografi. . .

Seorang anak bontot ( panggilan untuk anak yang paling kecil ) dari 2 bersaudara yang hidup di keluarga sederhana. Ayah saya adalah seorang pelaut dan ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga, saya dibesarkan dengan penuh kasih sayang dari kedua orang tua saya. Dimasa kecil saya dulu sama seperti anak – anak kecil pada umumnya yang senang bermain dan bermain, saya menghabiskan waktu kecil dengan bermain bersama teman – teman sebaya. Masuk pada usia 5 tahun saya duduk di kelas 1 sekolah dasar, yang seperti orang bilang bukan usia yang pantas untuk anak 5 tahun duduk di kelas 1 sekolah dasar, namun dengan pernyataan orang – orang seperti itu saya membuktikan dengan tidak pernah tinggal kelas atau tidak naik kelas. Saya bukanlah orang pintar, namun saya percaya apabila kita mau berusaha dan belajar serta bekerja keras apapun yang kita inginkan akan tercapai. Kalau ditanya hobby, kebanyakan anak laki – laki akan menjawab ingin menjadi seorang pemain sepak bola, demikian juga dengan saya yang ingin menjadi pemain sepak bola professional. Namun keinginan tersebut tidak tercapai karena pada kelas 2 SMP saya mengenal olahraga basket (yang sekarang menjadi hobby saya selain sepak bola), bagi saya saat ini adalah basket merupakan salah satu bagian dari dalam diri saya. Keinginan saya untuk menjadi pemain basket profesional juga muncul pada saat kelas 1 SMA, namun keinginan itu juga tidak dapat terwujud karena kurang terlalu seriusnya saya untuk mendalami olahraga Michael Jordan ini. Lulus SMA saya melanjutkan untuk berkuliah di Universitas Gunadarma mengambil jurusan system informasi, saya berfikir bahwa jurusan ini jurusan yang sesuai dengan apa yang saya pikirkan pada saat masih SMA dulu yang berfikir bahwa computer yang dipelajari di jurusan ini adalah pelajaran computer seperti office (word, excel, power point). Di kampus saya dan beberapa teman yang lain yang memiliki hobby sama juga sering bermain basket bersama.  Setelah masuk kuliah dan menghadapi segala mata kuliah yang jauh sekali dari bayangan saya sebelumnya saya sempat untuk ingin berhenti kuliah, namun rasa semangat untuk ingin terus kuliah muncul lagi di semester 3 hingga sekarang sudah semester 7. Saya ingin bisa lulus kuliah dengan tepat waktu dan bisa mendapatkan karier yang sukses serta bisa membuat kedua orang tua saya bangga dan bahagia. Satu kebanggaan bagi saya adalah bisa lulus kuliah dan bisa membuat orang tua saya bangga bahwa anak laki – lakinya bisa menjadi seorang sarjana computer, karena di dalam keluarga Maluku, seorang anak laki – laki adalah seorang pemimpin dan yang akan membawa nama baik keluarga sehingga apabila anak laki – laki tidak berhasil akan menjadi beban bagi orang tuanya.

Perilaku Konsumen, Surplus Konsumen & Elastisitas Harga

1.  Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Pemahaman akan perilaku konsumen cerdas dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli. Ke dua, perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut. Aplikasi ke tiga adalah dalam hal pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen.
Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.Dan juga dapat memberikan gambaran kepada para pemasar dalam pembuatan produk,pnyesuaian harga produk,mutu produk,kemasan dan sebagainya agar dalam penjualn produknya tidak menimbulkan kekecewaan pada pemasar tersebut. 
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen. Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
Pendekatan ke dua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survei untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
Pendekatan ke tiga disebut sebagai sains pemasaran yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.  
Proses pengambilan keputusan pembelian
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni: 
1.   Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.  
2.  Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal). 
3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4.   Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan. 
5.  Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan. 
Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan. 
Faktor-faktor yang memengaruhi
Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian: 
1.     Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu. 
2.   Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut. 
3.  Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal. 
Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
2.  Surplus Konsumen
Surplus Konsumen (Consumer’s surplus ) adalah utilitas untuk konsumen dengan mampu membeli produk dengan harga yang kurang dari harga tertinggi yang mereka akan bersedia membayar. Surplus Konsumen mencerminkan suatu keuntungan lebih atau surplus yang dinikmati oleh konsumen tertentu yang terjadi karena terdapat selisih harga antara harga maksimum yang diminta produsen dan harga yang dapat dibayar konsumen (yang disebabkan oleh terjadinya  keseimbangan harga dipasar). 
Jika konsumen akan bersedia membayar lebih dari harga minta saat ini, maka mereka mendapatkan manfaat lebih dari produk yang dibeli dari mereka habiskan untuk membelinya. Sebuah contoh yang baik dengan surplus konsumen umumnya tinggi adalah air minum. 
Orang-orang akan membayar harga yang sangat tinggi untuk minum air, karena mereka membutuhkannya untuk bertahan hidup. Perbedaan harga yang mereka akan membayar, jika mereka harus, dan jumlah yang mereka bayar sekarang adalah surplus konsumen mereka. Perhatikan bahwa utilitas dari pertama liter air minum sangat tinggi (karena mencegah kematian), sehingga beberapa liter pertama kemungkinan akan surplus konsumen lebih dari liter berikutnya. 
Harga maksimum konsumen akan bersedia membayar jumlah yang diberikan adalah jumlah dari harga maksimum ia akan bersedia membayar untuk unit pertama, harga tambahan maksimum ia akan bersedia membayar untuk unit kedua, dll Biasanya harga ini mengalami penurunan, dalam hal bahwa mereka diberikan oleh individu kurva permintaan . Jika harga ini adalah yang pertama meningkat dan kemudian menurun mungkin ada jumlah nol dengan nol surplus konsumen. Konsumen tidak akan membeli jumlah yang lebih besar dari nol dan lebih kecil dari jumlah ini karena surplus konsumen akan negatif. 
Harga tambahan maksimum konsumen akan bersedia membayar untuk setiap unit tambahan juga dapat alternatingly menjadi tinggi dan rendah, misalnya jika dia ingin bahkan jumlah unit, seperti dalam kasus tiket ia menggunakan di pasang pada tanggal. Nilai-nilai yang lebih rendah tidak muncul dalam kurva permintaan karena mereka sesuai dengan jumlah konsumen tidak membeli, terlepas dari harga. Untuk harga yang diberikan konsumen membeli jumlah yang surplus konsumen tertinggi. 
Surplus Konsumen agregat 'adalah jumlah surplus konsumen untuk masing-masing individu konsumen. Hal ini dapat diwakili pada sosok kurva permintaan agregat. 
Perhitungan dari penawaran dan permintaan 
The surplus konsumen (individu atau agregat) adalah area di bawah kurva permintaan (individu atau gabungan) dan di atas garis horizontal pada harga aktual (dalam kasus agregat: harga keseimbangan). Jika kurva permintaan adalah garis lurus, surplus konsumen adalah luas segitiga: 

Dimana mkt P adalah harga ekuilibrium (mana supply sama demand), mkt Q adalah kuantitas jumlah pembelian pada harga keseimbangan dan max P adalah harga di mana jumlah kuantitas pembelian akan turun menjadi 0 (yaitu, di mana kurva permintaan penyadapan yang harga sumbu).
Untuk permintaan yang lebih umum dan fungsi penawaran, daerah ini bukan segitiga tapi masih dapat ditemukan dengan menggunakan integral kalkulus. Surplus konsumen adalah demikian integral tentu dari fungsi permintaan terhadap harga, minus integral tertentu konstan D fungsi (P) = Q mkt (yaitu P Q mkt mkt), dari harga pasar dengan harga pemesanan maksimum (yaitu harga-intercept dari fungsi permintaan):


Grafik menunjukkan, bahwa jika kita melihat kenaikan harga keseimbangan dan penurunan jumlah ekuilibrium, maka surplus konsumen jatuh. 
Pembagian manfaat ketika harga turun 
Ketika pasokan yang baik memperluas, harga turun (asumsi kurva permintaan adalah miring ke bawah) dan meningkatkan surplus konsumen. Ini manfaat dua kelompok orang. Konsumen yang telah bersedia untuk membeli pada harga awal manfaat dari penurunan harga; juga mereka bisa membeli lebih banyak dan menerima surplus konsumen bahkan lebih, dan konsumen tambahan yang tidak mau membeli dengan harga awal tetapi akan membeli pada harga baru dan juga menerima beberapa surplus konsumen. 
Pertimbangkan contoh pasokan linear dan kurva permintaan. Untuk kurva penawaran awal S 0, surplus konsumen adalah segitiga di atas garis yang dibentuk oleh harga P 0 ke baris permintaan (dibatasi di sebelah kiri dengan sumbu harga dan di atas dengan garis kebutuhan). Jika pasokan memperluas dari S 0 ke S 1, konsumen surplus mengekspansi pada segitiga atas P 1 dan di bawah garis kebutuhan (masih dibatasi oleh sumbu harga). Perubahan surplus konsumen perbedaan di daerah antara dua segitiga, dan itu adalah kesejahteraan konsumen terkait dengan perluasan pasokan. 
Beberapa orang bersedia membayar harga yang lebih tinggi P 0. Bila harga berkurang, keuntungan mereka adalah area persegi panjang yang terbentuk di atas oleh P 0, pada bagian bawah oleh P 1, di sebelah kiri dengan sumbu harga dan di sebelah kanan oleh garis vertikal membentang dari Q 0.
 
Set kedua penerima adalah konsumen yang membeli lebih banyak, dan konsumen baru, mereka yang akan membayar harga yang lebih rendah baru (P 1) tetapi bukan harga yang lebih tinggi (P 0). konsumsi tambahan mereka membentuk perbedaan antara Q 1 dan Q 0. surplus konsumen mereka adalah segitiga dibatasi di sebelah kiri dengan garis vertikal membentang dari Q 0, di kanan dan atas oleh garis permintaan, dan pada bagian bawah oleh garis memperluas horizontal ke kanan dari P 1.
 
Peraturan satu-setengah 
Aturan-setengah perkiraan satu perubahan surplus untuk perubahan kecil dalam pasokan dengan kurva permintaan konstan. Catatan bahwa dalam kasus khusus di mana kurva permintaan konsumen linear, surplus konsumen adalah luas segitiga. Setelah gambar di atas

dimana:
·         CS = Konsumen Surplus
·         Q 0 dan Q 1 adalah kuantitas yang diminta sebelum dan setelah perubahan pasokan
·         P 0 dan P 1 adalah harga sebelum dan setelah perubahan pasokan
3.  Elastisitas Harga
Elastisitas harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila harganya berubah sebesar satu persen.  
 
Angka elastisitas harga bernilai negatif. Ep = 2 mernpunyai arti bila harga barang naik 1%, permintaan terhadap barang itu turun 2%, ceteris paribus. Begitu juga sebaliknya. Semakin besar nilai negatifnya, serna kin elastis permintaannya, sebab perubahan permintaan jauh lebih besar dibanding perubahan harga. Angka Ep dapat disebut dalam nilai absolut. Ep = 2, artinya sama dengan Ep = -2. 
Angka Elastisitas Harga (Ep)  
a)    Inelastis (Ep < 1) 
Perubahan permintaan (dalarn persentase) lebih kecil daripada perubahan harga. Kalau harga naik 10% rnenyebabkan perrnintaan barang turun sebesar, rnisalnya, 6%.
Perrnintaan barang kebutuhan pokok umumnya inelastis. Misalnya perubahan harga beras di Indonesia, tidak berpengaruh besar terhadap perubahan perrnintaan terhadap beras.  
b)    Elastis(Ep>l) 
Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang rnenyebabkan perubahan perrnintaan yang besar. Misalnya, bila harga turun 10% menyebabkan permintaan barang naik 20%. Karena itu nilai Ep lebih besar dari satu. Barang mewah seperti rnobil umumnya permintaannya elastis.
c)     Elastis unitari (Ep = 1) 
Jika harga naik 10%, permintaan barang turun 10% juga. 
d)    Inelastis sempurna (Ep = 0) 
Berapa pun harga suatu barang, orang akan tetap mernbeli jumlah yang dibutuhkan. Contohnya adalah permintaan garam. 
e)     Elastis tak terhingga (Ep = 00) 
Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang besarnya. 
Secara gratis tingkat elastisitas harga terlihat dari slope (kemiringan) kurva permintaan. Bila kurva permintaan tegak lurus, permintaan inelastis sempuma (perfect inelastic); Perubahan harga, tidak memengaruhi jumlah barang yang diminta. Bila kurva sejajar surnbu datar, permintaan elastis fak terhingga (perfect elastic); Perubahan harga sedikit saja, rnenyebabkan pembahan jumlah barang yang diminta tak terhingga besamya. Permintaan dikatakan elastis unitari (unitary elastic), bila slope kurvanya minus satu (kurvanya membentuk sudut 45°). Dapat disimpulkan, semakin datar kurva permintaan, makin elastis permintaan suatu barang.

Diagram 3.1
Bentuk-bentuk Kurva Permintaan
(Berkaitan Dengan Elastisitas Harga)