Definisi, Jenis dan contoh-contoh Proposisi
Proposisi adalah suatu ekspresi verbal dari keputusan yang berisi
pengakuan atau pengingkaran sesuatu predikat terhadap suatu yang lain,
yang dapat dinilai bener atau salah.
Jenis-jenis proposisi terbagimenjadi 4 bagian :
1. Proposisi berdasarkan Bentuk :
a. proposisi tunggal adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan 1 predikat.
Contoh : Unie menyayi
Ayah membaca koran
b. Proposisi majemuk adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan lebih dari 1 predikat.
Contoh : Indra belajar bermain piano dan menyayi di studio
Adik Belajar bahasa indonesia dan membuat kalimat majemuk
2.Proposisi berdasarkan Sifat :
a. Proposisi Kategorial adalah proposisi dimana hubungan antara subyek dan predikatnya mempunyai syarat apapun
Contoh : Semua Perempuan di indonesia akan mengalami Menstruasi
Setiap mengendarai mobil harus memakai seftybeld
b. Proposisi kondisional adalah proposisi dimana hubungan antara subjek dan predikat membutuhkan syarat tertentu.
Contoh : Jika yogi lulus UN maka saya akan berikan hadiah
Jika saya lulus penelitian ilmiah maka saya akan mengadakan syukuran
3. Proposisi berdasarkan kualitas:
a. proporsisi positif, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau membenarkan subjeknya.
Contoh : Semua gajah berbadan besar
Semua ilmuwan adalah orang pandai
b. proporsisi negatif, yaitu proporsisi dimana predikatnya menolak atau tidak mendukung subjeknya.
Contoh : Tidak ada wanita yang berjenggot
Tidak ada binatang yang bisa bicara
4. proporsisi berdasarkan kuantitas:
a. proporsisi universal, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau mengingkari semua.
Contoh : Semua warga Indonesia mememiliki KTP
Semua masyarakat mematuhi peratura lalulintas
b. proporsisi spesifik / khusus, yaitu proporsisi yang predikatnya membenarkan sebagian subjek.
Contoh : Tidak semua murid patuh kepada gurunya.
Pengertian dan Contoh Premis
ialah pernyataan yang digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan.
Merupakan kesimpulan yang ditarik berdasarkan premis mayor dan premis minor.
Subjek pada kesimpulan itu merupakan term minor.
Term menengah menghubungkan term mayor dengan term minor dan tidak boleh terdapat pada kesimpulan.
Perlu diketahui, term ialah suatu kata atau kelompok kata yang menempati fungsi subjek (S) atau predikat (P).
Contoh:
(1) Semua cendekiawan adalah manusia pemikir
(2) Semua ahli filsafat adalah cendekiawan
(3) Semua ahli filsafat adalah manusia pemikir.
Pengertian dan Contoh Term
Term adalah suatu kata atau suatu kumpulan kata yang merupakan ekspresi
verbal dari suatu pengertian. Sebagaimana pengertian terkandung dalam
putusan dan penyimpulan, maka term terkadung dalam proposisi dan
silogisme. Karena itu, term bisa juga dirumuskan sebagai bagian dari
proposisi yang berfungsi sebagai subyek atau predikat.
Tidak semua kata atau kumpulan kata adalah term, meskipun setiap term
itu adalah kata atau kumpulan kata. Alasannya ialah bahwa tidak semua
kata pada dirinya sendiri merupakan ekspresi verbal dari pengertian dan
bahwa tidak semua kata pada dirinya sendiri berfungsi sebagai subyek
atau predikat dalam suatu proposisi. Kata-kata seperti “semua”,
“tetapi”, “beberapa”, “karena”, “dengan cepat” – kata keterangan, kata
depan, kata penghubung, kata sandang – biasanya berfungsi sebagai
kata-kata sinkategorimatis). Pada dirinya sendiri kata-kata
sinkategorimatis tidak merupakan ekspresi verbal dari suatu pengertian
dan karenanya tidak merupakan term, tetapi kata-kata tersebut dapat
digabungkan dengan kata-kata lain untuk mengungkapkan pengertian baru.
Sebagai contoh, “berjalan” adalah suatu kata kategorismatis, artinya
dapat difungsikan sebagai term dalam proposisi, tetapi “dengan cepat”
adalah kata sinkategorimatis karena itu tidak mengungkapkan suatu
pengertian sehingga juga tidak dapat langsung difungsikan sebagai term
dalam sebuah proposisi tetapi “berjalan dengan cepat” mengungkapkan
suatu pengertian baru sehingga dapat berfungsi sebagai term dalam sebuah
proposisi.
Jadi, kata-kata sinkategorismatis itu selalu tergantung pada kata-kata
kategorismatis untuk membentuk sebuah term. Karena itu dalam proposisi
“Anak nakal itu menggoda Siti yang sedang belajar di perpustakaan”, term
predikatnya adalah menggoda Siti yang sedang belajar di perpustakaan.
Hal ini berbeda dengan tata bahasa, karena dalam tata bahasa predikatnya
adalah menggoda, sedangkan Siti adalah obyek dan yang sedang belajar di
perpustakaan adalah keterangan. Kata-kata sinkategorimatis berdiri
sendiri apabila kata-kata itu pada kenyataannya berubah fungsi menjadi
kata-kata kategorismatis, yaitu ketika kata-kata itu sendiri merupakan
hal yang dibicarakan, seperti yang ditunjukkan dalam proposisi berikut
ini: “Kata penghubung yang biasanya digunakan untuk menunjukkan
perlawanan adalah “tetapi”.
Dari uraian di atas jelas bahwa suatu term dapat berupa satu kata atau
kelompok kata. Term yang terdiri dari satu kata disebut term tunggal;
sedangkan term yang terdiri dari lebih daripada satu kata disebut term
majemuk. Misalnya: “kuda” (term tunggal) adalah binatang berkaki empat
(term majemuk).
Pengertian dan Contoh Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui
atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang
sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut
dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan
konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Melalui proses penalaran, kita dapat sampai pada kesimpulan yang berupa
asumsi, hipotesis atau teori. Penalaran disini adalah proses pemikiran
untuk memperoleh kesimpulan yang logis berdasarkan fakta yang relevan.
Dengan kata lain, penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar
untuk menarik kesimpulan.
Menurut tim balai pustaka istilah penalaran mengandung tiga pengertian diantaranya:
1. Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir logis.
2. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan perasaan atau pengalman.
3. Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
Penalaran mempunyai cirri-ciri yaitu :
1. dilakukan dengan sadar
2. didasarkan oleh sesuatu yg sudah d ketahui
3. sistematis
4, terarah dan bertujuan
5. menghasilkan kesimpulan yang dapat berupa pengetahuan, keputusan dan sikap terbaru
6. sadar tujuan
7. premis berupa pengalaman, pengetahuan, ataupun teori yang di dapatkan
8. pola pemikiran tertentu
9. sifat empiris nasional
Salah nalar ada dua macam:
1. Salah nalar induktif, berupa :
a) kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas,
b) kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat,
c) kesalahan analogi.
2. Kesalahan deduktif dapat disebabkan :
a) kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi;
b) kesalahan karena adanya term keempat;
c) kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan
d) kesalahan karena adanya 2 premis negatif.
Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.
Pengertian dan contoh salah nalar :
1. Gagasan,
2. pikiran,
3. kepercayaan,
4. simpulan yang salah, keliru, atau cacat.
Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang
mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena
kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah
ucap atau salah tulis misalnya.
Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping
kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang kita
persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan proses
penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua
jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa
yang merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses
penalarannya yang merupan kesalahan formal.
Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah nalar.
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk
menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam
menalar dapat dipenuhi.
Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang
akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah
premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi
sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti
penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan
berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang
dijadikan sebagai premis tepat.
Sumber
http://yulianidwiputri-uniez.blogspot.com/2010/05/definisi-jenis-dan-contoh-contoh.html
http://andriksupriadi.wordpress.com/2010/04/01/pengertian-premis/
http://hadasiti.blogspot.com/2012/03/arti-dan-contoh-dari-penaralan-induktif.html
http://kuliahfilsafat.wordpress.com/2009/11/22/pengertian-dan-term/
Nama : Steven Yaconias Davidz
NPM : 11109134
Kelas : 3KA26
Dosen : Budi Santoso
Mata Kuliah : B. Indonesia 2