Seorang anak bontot ( panggilan untuk anak yang
paling kecil ) dari 2 bersaudara yang hidup di keluarga sederhana. Ayah saya
adalah seorang pelaut dan ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga, saya
dibesarkan dengan penuh kasih sayang dari kedua orang tua saya. Dimasa kecil
saya dulu sama seperti anak – anak kecil pada umumnya yang senang bermain dan
bermain, saya menghabiskan waktu kecil dengan bermain bersama teman – teman
sebaya. Masuk pada usia 5 tahun saya duduk di kelas 1 sekolah dasar, yang
seperti orang bilang bukan usia yang pantas untuk anak 5 tahun duduk di kelas 1
sekolah dasar, namun dengan pernyataan orang – orang seperti itu saya
membuktikan dengan tidak pernah tinggal kelas atau tidak naik kelas. Saya
bukanlah orang pintar, namun saya percaya apabila kita mau berusaha dan belajar
serta bekerja keras apapun yang kita inginkan akan tercapai. Kalau ditanya
hobby, kebanyakan anak laki – laki akan menjawab ingin menjadi seorang pemain
sepak bola, demikian juga dengan saya yang ingin menjadi pemain sepak bola
professional. Namun keinginan tersebut tidak tercapai karena pada kelas 2 SMP
saya mengenal olahraga basket (yang sekarang menjadi hobby saya selain sepak
bola), bagi saya saat ini adalah basket merupakan salah satu bagian dari dalam
diri saya. Keinginan saya untuk menjadi pemain basket profesional juga muncul
pada saat kelas 1 SMA, namun keinginan itu juga tidak dapat terwujud karena kurang
terlalu seriusnya saya untuk mendalami olahraga Michael Jordan ini. Lulus SMA
saya melanjutkan untuk berkuliah di Universitas Gunadarma mengambil jurusan
system informasi, saya berfikir bahwa jurusan ini jurusan yang sesuai dengan
apa yang saya pikirkan pada saat masih SMA dulu yang berfikir bahwa computer
yang dipelajari di jurusan ini adalah pelajaran computer seperti office (word,
excel, power point). Di kampus saya dan beberapa teman yang lain yang memiliki
hobby sama juga sering bermain basket bersama. Setelah masuk kuliah dan menghadapi segala
mata kuliah yang jauh sekali dari bayangan saya sebelumnya saya sempat untuk
ingin berhenti kuliah, namun rasa semangat untuk ingin terus kuliah muncul lagi
di semester 3 hingga sekarang sudah semester 7. Saya ingin bisa lulus kuliah
dengan tepat waktu dan bisa mendapatkan karier yang sukses serta bisa membuat
kedua orang tua saya bangga dan bahagia. Satu kebanggaan bagi saya adalah bisa
lulus kuliah dan bisa membuat orang tua saya bangga bahwa anak laki – lakinya
bisa menjadi seorang sarjana computer, karena di dalam keluarga Maluku, seorang
anak laki – laki adalah seorang pemimpin dan yang akan membawa nama baik
keluarga sehingga apabila anak laki – laki tidak berhasil akan menjadi beban
bagi orang tuanya.
Jumat, 12 April 2013
Perilaku Konsumen, Surplus Konsumen & Elastisitas Harga
1. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan
hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk
barang berharga jual rendah (low-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Pemahaman akan perilaku konsumen cerdas dapat
diaplikasikan dalam beberapa hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi
pemasaran yang baik, misalnya menentukan
kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli. Ke dua, perilaku konsumen dapat
membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui
bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat
keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut.
Aplikasi ke tiga adalah dalam hal pemasaran sosial (social
marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen.
Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang
dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.Dan juga dapat memberikan
gambaran kepada para pemasar dalam pembuatan produk,pnyesuaian harga
produk,mutu produk,kemasan dan sebagainya agar dalam penjualn produknya tidak menimbulkan
kekecewaan pada pemasar tersebut.
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.
Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali
secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan
dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk
memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen
ketika membeli dan menggunakannya.
Pendekatan ke dua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada
teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif,
sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi.
Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan
perilaku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen
dan survei untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana
seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh
lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
Pendekatan ke tiga disebut sebagai sains pemasaran yang didasari
pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan
ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan
hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk
memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi,
yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan
memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut
pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja
menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang
dihadapi perusahaan tersebut.
Proses pengambilan
keputusan pembelian
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan
melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan
masalah (problem recognition).
Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya
pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang
akan dibeli.
2. Pencarian
informasi (information source).
Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari
informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses
pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan
berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3. Mengevaluasi alternatif
(alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam
informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada
untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4. Keputusan
pembelian (purchase decision).
Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.
Terkadang waktu yang dibutuhkan
antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu
dipertimbangkan.
5. Evaluasi pasca-pembelian
(post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen
tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan
melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal
ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai
dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan.
Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut
tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen
pada masa depan.
Faktor-faktor yang
memengaruhi
Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap proses
pembuatan keputusan pembelian:
1. Motivasi (motivation)
merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai
tujuan tertentu.
2. Persepsi (perception)
merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang
diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap
rangsangan tersebut.
3. Pembentukan
sikap (attitude formation)
merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil.
Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka
akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
2. Surplus
Konsumen
Surplus Konsumen (Consumer’s surplus ) adalah utilitas
untuk konsumen dengan mampu membeli produk dengan harga yang kurang dari harga
tertinggi yang mereka akan bersedia membayar. Surplus Konsumen mencerminkan
suatu keuntungan lebih atau surplus yang dinikmati oleh konsumen tertentu yang
terjadi karena terdapat selisih harga antara harga maksimum yang diminta
produsen dan harga yang dapat dibayar konsumen (yang disebabkan oleh
terjadinya keseimbangan harga dipasar).
Jika konsumen akan bersedia membayar lebih dari harga minta saat
ini, maka mereka mendapatkan manfaat lebih dari produk yang dibeli dari mereka
habiskan untuk membelinya. Sebuah contoh yang baik dengan surplus konsumen
umumnya tinggi adalah air minum.
Orang-orang akan membayar harga yang sangat
tinggi untuk minum air, karena mereka membutuhkannya untuk bertahan hidup.
Perbedaan harga yang mereka akan membayar, jika mereka harus, dan jumlah yang
mereka bayar sekarang adalah surplus konsumen mereka. Perhatikan bahwa utilitas
dari pertama liter air minum sangat tinggi (karena mencegah kematian), sehingga
beberapa liter pertama kemungkinan akan surplus konsumen lebih dari liter
berikutnya.
Harga
maksimum konsumen akan bersedia membayar jumlah yang diberikan adalah jumlah
dari harga maksimum ia akan bersedia membayar untuk unit pertama, harga
tambahan maksimum ia akan bersedia membayar untuk unit kedua, dll Biasanya
harga ini mengalami penurunan, dalam hal bahwa mereka diberikan oleh individu kurva permintaan . Jika harga ini adalah yang
pertama meningkat dan kemudian menurun mungkin ada jumlah nol dengan nol
surplus konsumen. Konsumen tidak akan membeli jumlah yang lebih besar dari nol
dan lebih kecil dari jumlah ini karena surplus konsumen akan negatif.
Harga
tambahan maksimum konsumen akan bersedia membayar untuk setiap unit tambahan
juga dapat alternatingly menjadi tinggi dan rendah, misalnya jika dia ingin
bahkan jumlah unit, seperti dalam kasus tiket ia menggunakan di pasang pada
tanggal. Nilai-nilai yang lebih rendah tidak muncul dalam kurva permintaan
karena mereka sesuai dengan jumlah konsumen tidak membeli, terlepas dari harga.
Untuk harga yang diberikan konsumen membeli jumlah yang surplus konsumen
tertinggi.
Surplus
Konsumen agregat 'adalah jumlah surplus konsumen untuk masing-masing individu
konsumen. Hal ini dapat diwakili pada sosok kurva permintaan agregat.
Perhitungan
dari penawaran dan permintaan
The
surplus konsumen (individu atau agregat) adalah area di bawah kurva permintaan
(individu atau gabungan) dan di atas garis horizontal pada harga aktual (dalam
kasus agregat: harga keseimbangan). Jika kurva permintaan adalah garis lurus,
surplus konsumen adalah luas segitiga:
Dimana
mkt P adalah harga ekuilibrium (mana supply sama demand), mkt
Q adalah kuantitas jumlah pembelian pada harga keseimbangan dan max
P adalah harga di mana jumlah kuantitas pembelian akan turun menjadi 0 (yaitu,
di mana kurva permintaan penyadapan yang harga sumbu).
Untuk
permintaan yang lebih umum dan fungsi penawaran, daerah ini bukan segitiga tapi
masih dapat ditemukan dengan menggunakan integral kalkulus. Surplus konsumen adalah
demikian integral tentu dari fungsi permintaan terhadap harga, minus integral
tertentu konstan D fungsi (P) = Q mkt (yaitu P Q mkt mkt),
dari harga pasar dengan harga pemesanan maksimum (yaitu harga-intercept dari
fungsi permintaan):
Grafik
menunjukkan, bahwa jika kita melihat kenaikan harga keseimbangan dan penurunan
jumlah ekuilibrium, maka surplus konsumen jatuh.
Pembagian
manfaat ketika harga turun
Ketika
pasokan yang baik memperluas, harga turun (asumsi kurva permintaan adalah
miring ke bawah) dan meningkatkan surplus konsumen. Ini manfaat dua kelompok
orang. Konsumen yang telah bersedia untuk membeli pada harga awal manfaat dari
penurunan harga; juga mereka bisa membeli lebih banyak dan menerima surplus
konsumen bahkan lebih, dan konsumen tambahan yang tidak mau membeli dengan
harga awal tetapi akan membeli pada harga baru dan juga menerima beberapa
surplus konsumen.
Pertimbangkan
contoh pasokan linear dan kurva permintaan. Untuk kurva penawaran awal S 0,
surplus konsumen adalah segitiga di atas garis yang dibentuk oleh harga P 0
ke baris permintaan (dibatasi di sebelah kiri dengan sumbu harga dan di atas
dengan garis kebutuhan). Jika pasokan memperluas dari S 0 ke S 1,
konsumen surplus mengekspansi pada segitiga atas P 1 dan di bawah
garis kebutuhan (masih dibatasi oleh sumbu harga). Perubahan surplus konsumen
perbedaan di daerah antara dua segitiga, dan itu adalah kesejahteraan konsumen
terkait dengan perluasan pasokan.
Beberapa
orang bersedia membayar harga yang lebih tinggi P 0. Bila harga
berkurang, keuntungan mereka adalah area persegi panjang yang terbentuk di atas
oleh P 0, pada bagian bawah oleh P 1, di sebelah kiri
dengan sumbu harga dan di sebelah kanan oleh garis vertikal membentang dari Q 0.
Set
kedua penerima adalah konsumen yang membeli lebih banyak, dan konsumen baru,
mereka yang akan membayar harga yang lebih rendah baru (P 1) tetapi
bukan harga yang lebih tinggi (P 0). konsumsi tambahan mereka
membentuk perbedaan antara Q 1 dan Q 0. surplus konsumen
mereka adalah segitiga dibatasi di sebelah kiri dengan garis vertikal
membentang dari Q 0, di kanan dan atas oleh garis permintaan, dan
pada bagian bawah oleh garis memperluas horizontal ke kanan dari P 1.
Peraturan
satu-setengah
Aturan-setengah perkiraan satu
perubahan surplus untuk perubahan kecil dalam pasokan dengan kurva permintaan
konstan. Catatan bahwa dalam kasus khusus di mana kurva permintaan konsumen
linear, surplus konsumen adalah luas segitiga. Setelah gambar di atas
dimana:
·
CS
= Konsumen Surplus
·
Q
0 dan Q 1 adalah kuantitas yang diminta sebelum dan
setelah perubahan pasokan
·
P
0 dan P 1 adalah harga sebelum dan setelah perubahan
pasokan
3. Elastisitas
Harga
Elastisitas harga (Ep)
mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila harganya
berubah sebesar satu persen.
Angka
elastisitas harga bernilai negatif. Ep = 2 mernpunyai arti bila harga barang
naik 1%, permintaan terhadap barang itu turun 2%, ceteris paribus. Begitu juga
sebaliknya. Semakin besar nilai negatifnya, serna kin elastis permintaannya,
sebab perubahan permintaan jauh lebih besar dibanding perubahan harga. Angka Ep
dapat disebut dalam nilai absolut. Ep = 2, artinya sama dengan Ep = -2.
Angka Elastisitas Harga (Ep)
a) Inelastis
(Ep < 1)
Perubahan
permintaan (dalarn persentase) lebih kecil daripada perubahan harga. Kalau
harga naik 10% rnenyebabkan perrnintaan barang turun sebesar, rnisalnya, 6%.
Perrnintaan
barang kebutuhan pokok umumnya inelastis. Misalnya perubahan harga beras di
Indonesia, tidak berpengaruh besar terhadap perubahan perrnintaan terhadap
beras.
b) Elastis(Ep>l)
Permintaan
terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang
rnenyebabkan perubahan perrnintaan yang besar. Misalnya, bila harga turun 10%
menyebabkan permintaan barang naik 20%. Karena itu nilai Ep lebih besar dari
satu. Barang mewah seperti rnobil umumnya permintaannya elastis.
c)
Elastis unitari (Ep = 1)
Jika harga naik 10%, permintaan barang turun 10% juga.
d)
Inelastis sempurna (Ep = 0)
Berapa pun
harga suatu barang, orang akan tetap mernbeli jumlah yang dibutuhkan. Contohnya
adalah permintaan garam.
e)
Elastis tak terhingga (Ep =
00)
Perubahan
harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang
besarnya.
Secara
gratis tingkat elastisitas harga terlihat dari slope (kemiringan) kurva
permintaan. Bila kurva permintaan tegak lurus, permintaan inelastis sempuma
(perfect inelastic); Perubahan harga, tidak memengaruhi jumlah barang yang
diminta. Bila kurva sejajar surnbu datar, permintaan elastis fak terhingga
(perfect elastic); Perubahan harga sedikit saja, rnenyebabkan pembahan jumlah
barang yang diminta tak terhingga besamya. Permintaan dikatakan elastis unitari
(unitary elastic), bila slope kurvanya minus satu (kurvanya membentuk sudut
45°). Dapat disimpulkan, semakin datar kurva permintaan, makin elastis
permintaan suatu barang.
Diagram 3.1
Bentuk-bentuk
Kurva Permintaan
(Berkaitan
Dengan Elastisitas Harga)
Langganan:
Postingan (Atom)